Mengapa dalam hidup bagaikan timbangan yg ada di pasar sayur untuk mengukur suatu kemampuan seseorang haruslajh di ukur dengan sebuah nilai yg akan menentukan bahwa seseorang itu layak atau tidak menjadi yg mereka inginkan, sering kali kemampuan yang dimiliki tidak sama dengan pengetahuan yg di dapat begitu pula sebaliknya.
Hal yang mungkin sering kita lupakan adalah bahwa kita selalu menerima keadaan itu dengan suatu keraguan dalam hati dan dengan penuh pertanyaan yang bertubi-tubi sehingga menjadi suatu pokok pemikiran-pemikiran yg dapat mengganggu aktifitas sehari dan dari situlah munculah pemikiran bahwa “ah emang itu bukan rejekinya” sebenarnya tidak semua pertimbangan itu benar adanya belum tentu apa yang di ukur itu tepat dengan orang yang inginkan bisa saja orang yang ingin membutuhkan sesuatu tetapi dia dapatkan dengan pertimbangan yang matang tetapi sebenarnnya jika diuji dengan apa yang dia kerjakan tak seperi yang di harapkan.
So….sebelum melangkah lebih jauh untuk mengambil narasi yang positif jadilah diri sendiri memenuhi dari kriteria yang orang cari agar keputusan itu sesuai dengan apa yang kita cari dan orang cari. Jika semua itu sudah masuk dan bisa di kerjakan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan maka dengan demikian apa yang kita cari akan kita dapatkan dengan hasil yang memuaskan, jika dibandingkan dengan grade pada suatu mata kuliah yaitu mendapatkan nilai A yang artinya SANGAT MEMUASKAN.
Satu hal yang sering terlupakan adalah di saat genting di saat pola pikir kita tertumpu pada satu arah yang tidak bisa di ganggu oleh lingkungan sekitar adalah butuh waktu untuk menarik nafas panjang agar pemikiran yang akan kita kerjakan akan berjalan sesuai dengan yang di harapkan, dengan cara menarik nafas panjang atau berdiri dari tempat duduk sambil mengambil segelas air putih dan minumlah perlahan-lahan sambil menikmatinya mengalir melewati tenggorokan sampai ke perut, yach dengan cara seperti itu yang di lakukan akan terlihat santai namun tepat, dan kembalilah melakukan aktifitas semula dengan pikiran yang jernih sejernih air putih yg masuk ke tenggorokan maka akan sangat mungkin mendapatkan pujian yang amat sangat berarti.
Semoga bermanfaat….
Juliandi Putra Dayak
Palangkaraya, Rabu 4 Agustus 2010
23.06 WIB